Kamis, 24 Juni 2010

Pasti Pas (?)

Di tengah perjalanan pulang aku mampir ke sebuah pom bensin di daerah bantul. Tampilan luarny lumayan...bangunanya terawat dan megah dengan pertugasnya yang rapi mengenakan seragam merah khas produk pertamina yang lagi gencar-gencarnya mempromokan program PASTI PAS!   Pom bensin tampak lengang..hmmm...mungkin karena jam menunjukkan hampir pukul 4 sore. Jadi tak banyak lagi kendaraan yang lalu lalang di daerah itu.Hanya ada 3 motor yang mengantri di depanku. Kumatikan mesin motor ..buka jok..lalu kubuka cap tangki bensin. Hanya menungu kurang dari semenit giliranku akan segera tiba. Kuperhatikan bapak-bapak yang bertugas saat mengisikan bensin ke motor bapak-bapak yang dua tempat ada di depanku. Bertubuh besar dengan kumis yang melintang lebat di atas bibirnya. Ehm...tapi sepertinya ada yang aneh... Tak ada ekspresi apalagi kata-kata yang keluar dari mulutnya. Mungkin aku tidak begitu begitu memperhatikan pikirku..maka kucoba melihat lebih seksama saat dia mengisikan bensin ke mas-mas yang mengantri tepat di depanku. Ternyata tingkahnya terlihat lebih aneh lagi. Melihat ke si mas pun tidak..hanya terdiam sambil memegang kepala selang pengisi bensin (heheh..aku tak tau namanya...tapi kau pasti tau maksudku kaan?! ^^). Tak ada ramah-tamah khas wong jowo atau sekedar sapaan formal hasil training  standar pelayanan pelanggan. Si mas-mas lah yang harus berinisiatif mengutarakan jumlah bensin yang ingin dibeli..dan si bapak tak jua berkata apa-apa...saat si mas membayar pun tak sepatah ucapan terimakasih yang terucap. Sikapnya terhadapku pun sama saja. Tak bertanya..tak menyapa...Seolah berhadapan dengan robot super canggih tapi super dingin pula sikapnya. Brrrr.....





Mungkin karena sudah sore sehingga si bapak sudah capek.


Mungkin dia pegawai baru sehingga belum bisa menerapkan aturan secara sempurna...


Mungkin tak ada supervisi rutin...namanya juga manusia kalau nggak diawasi normal-normal aja kan salah...


Mungkin...mungkin... Yah tentu saja banyak kemungkinan yang bisa diutarakan untuk memaklumi tindakan si bapak petugas itu. 
Mungkin mereka memang belum dinobatkan sebagai pombensin dengan standar pelayanan ala Pasti pas!


Tapi terusn saja me-list beragam kemungkinan dan pada akhirnya kita tak pernah beranjak dari suatu titik kekurangan.





Beberapa bulan ini aku aktif di suatu tempat yang menuntutku memiliki 3 sikap yang seharusnya juga ditunjukkan oleh bapak petugas itu: Ramah..Ramah-Ramah. Dari pagi sampe sore..dengan menghadapi beragam tipikal orang. I know exactly hot it feels...sometimes u have to pretend being someone else...another time u just can't stand it anymore. Masih mending si bapak cuma ngadapi orang yang beli bensin bukan ngadepin orang yang satu minta ini..besoknya minta itu...yang lainnya minta yang ini aja...dan ketika kita sudah berusaha..tetap aja ada yang salah. Hufh...


Tapi aku harus tetap bersikap ramah karena itulah standar baku yang telah ditetapkan oleh ketika aku menyatakan kesediaan aktif di sini. Keluhan dari diriku menunjukkan bahwa teruji layak kualitas komitmen dan daya juangnya (dan kadang2 emang si, hehehe ^^v)


Capek bukan alasan...


Kalau belum menguasai aturan maka belajarlah...
Bukan pom bensin pasti pas? Bukan alasan untuk bersikap tak ramah kan??


Tak ada supervisor, ingatlah brand image yang harus dijaga...





Selalu ada jawaban untuk setiap alasan


Asal mau ada niatan sedikit saja untuk berusaha..


Semuanya past paaas! ^^





(Heran juga kok bisa jadi kayak gini tulisannya...rada diragukan nyambung pa nggak..  Jangan-Jangan aku malah kena kasus ala Prita ni karena dianggap jelek-jelekin brand tertentu...huhuhu...bo aaaah....:P)

Sabtu, 19 Juni 2010

SUNATAN DIMAS DAN KISAHNYA


Adikku si Dimas, Rabu lalu baru saja sunat. Akhirnya setelah melalui proses pembujukkan selama bertahun-tahun, liburan kenaikan kelas ini ia mau melakukannya. Itu pun setelah di kelasnya hanya tinggal dia dan seorang temannya yang belum disunat. Yah...meski telat setidaknya nggak yang paling akhir lah...mungkin begitu pikirnya.
                                                               sebelum pembantaian

Rabu lalu aku ada kegiatan di kampus, so nggak bisa ikut nemenin ke tempat sunatannnya yang super duper terkenal seantero Indonesia...TUKANG SUPIT BOGEM! Tempat ini emang populer banget di kalangan ibu-ibu untuk mempermak tit*t anak laki-laki mereka. Bahkan kakakku belasan tahun lalu juga sunatnya disini. Katanya tempat sunat ini selalu rame apalagi kalau liburan. Bahkan perlu reservasi tempat dulu via telepon, janjian kapan hari pembantaian akan dilakukan...aji gilee...urusan per-tit*t-an aja ribet amet yaaak...
So, karena Rabu tak bisa ikut aku baru bertemu dengannya Kamis di rumah. Masuk rumah suasana sepi. Lhoh ada springbed di depan TV. Olalala...ternayata ada si Dimas berbaring di sana lengkap dengan sarung khas anak sunatan. Sementara yang lain lagi bobo siang dia asik bermain game dengan PS2-nya. Langsung aja kutanya tentang pengalaman luar biasanya kemarin.
Aku
:" Gimana dek sunatnya? Sakit nggak?
Dimas
: Sakit banget, hooo (ciri khasnya ni kalo lagi sebel ada seruan "hoo" setiap dia ngomong). Bohong tu semua, hoo."
Aku
:"Hahah...mang kata siapa nggak sakit?"
Dimas
: (tak lepas pandangannya dari layar tipi) " Tuh kata Bapak, pakde juga, hoo"
Aku
:"Hahahah...lhah nangis nggak pas disunat?"
Dimas
: "Engga! Hoo."
Aku
:" Ditanya-tanyain gitu nggak ma bapak yang sunatnya? (Dulu kakakku si digituin...pas lagi mikirin jawaban langsung main potong aja deh)
Dimas
:"Iya! Ngapain tu bapaknya nanya-nanya...mau nyunat aja..sok ngobrol-ngobrol!"
Aku
: Wakakakkk"

Aku pun beranjak ke kamar untuk berganti pakaian. Baru saja melatakkan pas, tiba-tiba si Dimas memanggil.
"Mba Iik..mba Iik! Sini-Sini!"
"Apaan si? Bentar lagi ganti pakaian!"
Aku cepat-cepet berganti pakaian dan mendekat ke arahnya.
"Apa?" Kutanya dia.
"Liat nih di bawah bantalku." Katanya dengan bangga.
Penasaran kuturuti permintannya. Dan ternyata...jreng..jreng di sana ia menyimpan beberapa lembaran uang ratusan dan limapuluhan ribu hasil pemberian orang-orang yang datang berkunjung.
"Busyet dek, kayak simbah-simbah aja nyimpan uang di bawah bantal. Mbok disimpe di mana gitu!"
" Hooo...simbah tu juga nyimpen uang di bawah bantal..terus jadi banyak kan...bisa beli tanah lagi harganya miliyaran."
Uing...uing ..uing...
Pertama, tu tanah nggak yampe segitu kali harganyaaa!!!
Kedua, dapet dari mana logikanya nyimpen uang di bantal bisa jadi banyaaaaaak???
Busyet ni bocah, keturunan siapa lagi. Pusing, kutinggalkan dia tidur sementara ia asyik melanjutkan nge-gamenya .
So, jadilah ia beberapa hari sebagai raja di rumah.
"Mba Iik..ambilin makan!"
"Mba Iik...minumku mana!"
"Mba Iik...hidupin PS-nya!"
Semua dilakukan di atas tempat tidur sementara orang-orang di sekelilingnya harus siap sedia memenuhi setiap permintaanya.
Acara mandi juga menjadi ritual yang heboh. Berdasarkan aturan dari TUKANG SUPIT BOGEM, ia baru boleh mandi saat hari ketiga. Semalam sebelumnya ia sudah mengutarakan beragama asumsi dan analisis bagaimana rasanya saat mandi nanti.
"Huu pasti sakit banget deh dicopot perbannya."
"Bu, nanti benang-benangnya (benang perbannya maskudnya) bakalan nempel terus yaa?" (Tergoda hatiku untuk berkata YA! Tapi kalah cepet ma ibuku, huhuhu...)
"Hu, mba Iik ni ketawa-ketawa aja..nggak tau kan rasanya disunat!"

(Ya..analisis dan asumsi anak kelas 4 SD ya Cuma segtu doang. Cuma kelebihannya itu diulang-ulang-ulang-ulaaaang terus ampe hafal aku alurnya)


                                                 setelah pembantaian tetep sok keren


Pas keesokan harinya harus mandi ia beruaha mengulur-ngulur waktu. Tapi ketegasan ibuku, siapa juga yang bisa membantahnya. Mau tak mau ia harus mandi merelakan si tit*t tersakiti untuk yang kesekian kalianya.
Ketika sudah selesai dan kembali berbaring di kasur kebesarannya aku bertanya, " Gimana, sakit nggak?
"Biasa aja tuh" Jawabnya acuh sambil melanjutkan nge-game-nya.
Dasar Bocah! 
Sekali-kali juga ia meringis kesakitan tapi kekerasan kepalanya tak juga menyusut. Disuruh istirahat agar posisi badannya nggak berubah-ubah terus susah amat dilakoni. Tiap sepuluh menit sekali ia mengeluh cawatnya kedodoran atau terlalu menekan si tit*t. FYI, selama dalam proses penyembuhan ia memakai cawat ala pemain sumo...entah digimanain tu cawat punya tugas buat nompang si titi*t agar tetap tegak tak bergerak (ok,,,don't ask me to explain more!!) tapi tetap aja ada yang salah.  Akibatnya di hari sekian dimana secara teori TUKANG SUPIT BOGEM ia sudah sembuh si tit*t malah berulah dengan melakukan aksi GENDELEN alias MEMBENGKAK! (gak tau juga bengkaknya gimana, kayaknya dari kemarin juga segitu-gitu aja ukurannya, hihihihi...)
Akhirnya ibuku melakukan aksi pencegahan paling mutakhir diimpor khusus dari Bengkulu. Si Dimas disuruh pake celana biasa tapi tengahnnya dilubangi sehingga si tit*t bisa keluar menghirup udara segar. Yes...sure you can imagine how it looks kalo dia lagi duduk. Buat gambaran aja...aku nggak bisa berhenti tertawa setiap melihatnya...dan ia pun semakin sering ber-hoo-hoo ria saat bicara denganku. Wuahahahahahaa...

(Sebenarnya tergoda banget untuk mengupload foto dia dengan memaki celana itu. Tapi rada susah, soalnya di sangat WASPADA jika ada aku di dekatnya...lagian tak maulah aku ikut-ikutan dicekal kayak artis-artis itu karena dianggap nyebarin video porno :D)

Jumat, 18 Juni 2010

NOT SO PERFECT

Kalo laper ya obatnya makan. Maka meluncurlah aku ke sebuah warung makan top rasa dan harga....juga porsinya (:D) di area stadion kridosono, Yogyakarta. Berhubung lagi jam makan siang maka tak mengherankan jika warung ini sesak oleh pengunjung dari berbagai kalangan; Ibu-ibu kantoran, orang tua yang baru saja menjemput anak mereka dari sekolah sampai anak-anak muda beragam gaya dan rupa. Makanannya emang enak si...ada nasi goreng...menu mi, fuyunghai..dan yang segar-segar macam capcay. Biasanya aku sih mesan tami capcay...perpaduan antara mi yang digoreng renyah plus capcay...dijamin makyus dan kenyang deh. Tapi hari ini aku tergoda untuk memesan menu yang berbeda. Penasaran aja mie kuah yang banyak dipesan pelanggan di sini...sepertinya enaaakkk (ngiler mode).

Untungnya hari ini aku cuma sendiri, jadi nggak kesulitan nyari tempat duduk..alias bisa nyempil sana-sini, hehe... Tak beberapa lama kemudian pesananku datang..dan ahai...emang enyaak enyak enyaaak... Sambil makan aku terus menggitarkan pandangan ke segala penjuru arah  melihat riuh rendahnya kelakuan orang-orang disekitarku. Tiga mas-mas yang duduk disampingku lagi baru saja berhasil membuat si pelayan menunjukkan tampang masam karena ia salah membawa pesanan mereka sementara sekelompok ini-ibu di depanku tak bisa menyembunyikan ekpresi lapar di wajah mereka..minumannya sudah tandas setengahnya...tarikan nafas dalam-dalam tak hentinya-hentinya dilakukan...berusaha menenangkan perut yang semakin keroncongan sembari meratapi makanan yang lalu lalang tak kungjung menghampiri meja mereka (wekekekek....sungguh intepretasi yang lebai). Sabar yang ibu-ibu!

Tak berapa lama kemudian datang segerombolan ibu-ibu lain bersama anak-anak mereka yang masih berseragam sekolah. Namun belum ada tempat duduk yang disediakan belum mencukupi sehingga beberapa di antaranya masih harus berdiri. Akhirnya ada seorang ibu yang berinisiatif menghampiri 3 mas-mas disampingku tadi. Dengan logat indonesia melayu ibu-ibu menanyakan kursi kosong di meja mereka. Setelahanya aku tak lagi begitu memperhatikan, asik dengan hidangan yang ada di depanku. Tak berapa lama kemudian si ibu itu mendatangi ibu-ibu yang bermuka lapar tadi (thanks God..mereka dah mulai makan)..sama seperti tadi dengan logat khas dan suara cukup keras ibu itu menanyakan kursi kosong yang ada di sana. Lalu ia bergereliya lagi dari satu meja ke meja lain sehingga menarik perhatian pengunjung yang lain. Mas-mas di sampingku sampai menunjuk temannya dan berkata dengan nada menirukan ibu itu, "yang ini lag dipake nggak ya?"...hihihi... Akhirnya si Ibu kembali ke meja ibu-ibu-yang-tadi-berwajah-kelaperan-tapi-sekarang-sudah mau-kenyang- (IIYTBKTSSMK) untuk menanyakan kursi lain yang ada di sana. IIYTBKTSSMK tak mampu menahan tawa mereka sambil melirik ibu itu. Kulihat ibu tu mengecek apakah semua rombongannya sudah mendapatkan tempat duduk..sementara sesama ibu-ibu yang ada dirombongan itu hanya duduk manis sambil mengobrol. Selesai soal perkursian, ibu tadi kembali mengambil komando mengecek pesanan untuk semua orang. Ia berteriak dari ujung ke ujung memeriksa apakah semua sudah memesan..tak segan ia mendatangi area dapur untuk menanyakan apakah pesanan mereka sudah mulai dimasak. Sementara ibu-ibu yang serombongan masih duduk manis, tak mau berepot repot membantu si ibu. Senyum terkembang di setiap wajah mereka yang berias sempurna sementara si ibu tadi mengeluarkan tisu dari tas untuk mengelap keringat di wajahnya.

Ada dua jenis orang di dunia ini. Mereka yang selalu bisa tampil sempurna di mata semua orang dan mereka yang tak pintar menjaga imeg dirinya. Banyak pasti yang ingin menjadi yang pertama tapi mereka hanya orang-orang kurang cerdas untuk mempertimbangkan bahwa pilihan kedua lebih bijaksana.
Sorimayori jika nyerempet-nyerempet gender nih..tapi fenomena ini sering kali kujumpai di kalangan perempuan,,mau yang masih sekolah..kuliah..kerja..ibu-ibu..ada aja tipe-tipe yang kayak gini. Perempuan tipe pertama adalah yang paling anteng di kelompoknya. Kalau yang lain ngakak dia hanya mengeluarkan senyum tipis manis, kalau yang lainnya cuek ma laki-laki dia hanya sanggup mencuri-curi pandangan dengan malu-malu, sikapnya selalu dijaga begitu pula tutur katanya..halus..mulus (kulit kalee). Sementara perempuan tipe kedua, kalau makan tak jarang berlepotan kemana-mana, ketawa pun harus ditutup karena suaranya yang membahana...nongkrong di warungpun nggak segan-segan minta traktir teman sebelahnya. Kalau ditanya ke lelaki tentu perempuan pertama lah yang jadi pujaan kalau perempuan yang ditanya sepertinya perempuan pertama pulalah yang jadi pribadi impian mereka...

Perempuan tiper pertama memang tampak sempurna tapi ia selalu membutuhkan teman untuk menutupi kekurangannya. Ia membutuhkan teman yang bisa tertawa lebih keras darinya juga mereka yang mampu melotot dan berteriak membela kepentingan dirinya sementara ia akan diam di belakang...menampakkan wajah yang mampu menumbuhkan simpati. Jika sendiri...bisa jadi ia tak kan mamp berbuat apa-apa..terlalu sibuk menjaga topengnya agar tak tersingkap khalayak ramai...bahwa ia bukan siapa-siapa.
Perempuan kedua, mungkin tak selalu sedap di pandang mata. Tapi ingatlah kisah ibu tadi..ia mampu membuat seluruh anggota rombongan merasa nyaman dan tercukupi meski pandangan meremehkan dan tertawaan harus siap ia terima. Yang dimiliki hanyalah keberanian...kesetiaan..dan ketulusan.


Bagi para perempuan, kuyakin mereka akan memikirkan ulang tentang ini. Kalau yang laki-laki...yah namanya juga laki-laki, kalo nggak benar-benar yang otaknya di kepala, apa yang terlihat segar di mata itulah yang tetap dipilih (no offense guys:p)

JERMAN #1: KEBERANGKATAN


Neuschweinstein.
Nama sebuah kastil nan indah di wilayah Bavaria, Jerman. Saking indahnya, kastil ini dijadikan sebagai logo Walt Disney dan menjadi inspirasi beragam film bertema dongeng di seluruh dunia. Tak mengherankan jika demikian, karena Ludiwg II memang membangun kastil ini berdasarkan khayalannya tentang sebuah negeri dongeng, negeri berjuta impian.
Sayangnya kunjungan singkatku ke Jerman beberapa waktu lalu tidak diisi dengan agenda kunjungan ke kastil cantik itu. Tapi tetap saja, mengunjungi negeri ini seperti mendatangi sebuah negeri dongeng, tempat segala impian terwujudkan.

Jakarta, 1 Maret 2010-Siang Hari
Ketegangan melanda sebagian besar anggota tim. Petugas check in Bandara menyatakan nama-nama kami tidak terdaftar sebagai penumpang pesawat Jet Air yang akan membawa kami transit ke Singapura. Terbayang segala usaha yang telah kami lalui. Belum lagi rasa letih yang belum hilang setelah 10 jam berhimpit-himpitan penuh peluh naik kereta bisnis menuju Jakarta. Kemungkinan terburuk begitu saja terlintas di depan mata; Kami harus pulang menanggung segala malu kepada keluarga dan teman-teman.
Prof Sue dan Denny terlihat bolak-balik membawa segala berkas keberangkatan kami. Setiap mereka datang degub jantung ini terasa semakin cepat. Apa yang akan terjadi? Tapi sebelum sempat mengajukan pertanyaan itu, mereka kembali sudah pergi lagi.  Sempet terbesit perasaan tidak enak terhadap Prof Sue. Bagaimanapun beliau harus rela meninggalkan segala pekerjaannya di Indonesia untuk menemani kami. Bagaimana kalau semuanya dibatalkan?? Akhirnya sang komandan mengambil alih, dengan pelan, Mbak Noph berusaha menenangkan kami. "Aku yakin, semua pasti akan baik-baik saja. Kita pasti akan berangkat." Sedikit optimisme pun tumbuh di hati. Kulihat ke belakang, beberapa teman kami asyik duduk sambil mengobrol. Ingrid sibuk membedaki wajanya, wajahnya tampak tenang. Tak beberapa lama kemudian kehebohan melanda cowok-cowok disebelahnya. Firman , Fathur, Bejo , dan Dodi sibuk meminya foto kepada seorang wanita cantik yang berdandan serba merah. Ternyata itu adalah wanita yang sedari tadi kami perhatikan karena tampak tak asing. Olalala,,,ternyata ia adalah sang artis ibu kota, Titi Kamal! Waah terang aja meraka langsung "beringas". Hmm...kalau Dodi dan Bejo sudah dimaklumi, kalau Fathur kan ngakunya fleksibel , tapi Firman? Hohoho...ternyata hasrat kelakiannya mengalahkan segalanya. Kelakuannya lebih heboh daripada cowok-cowok yang lain. Kami para cewek geleng-geleng kepala saja kami melihat semua itu. Bukannya apa-apa, kalau Ada Christian Sugiono pasti kami juga ikut beringas, hahaha.... 

Namun pertemuan dengan si Titi Kamal dan kehebihan yang melanda para pria  semakin menenangkan hati ini. Somehow, sebuah pemahaman sederhana muncul sebagai jawaban atas kegaualan ini: Kami tidak akan dibiarkan melangkah dengan cara yang biasa. Sejak awal sebuah ini harus diperjuangkan dengan cara-cara yang luar biasa.  Bahkan kemarin kami satu tim hampir saja ketinggalam kereta karena Dodi yang ditugasi membawa semua tiketnya datang di detik-detik terakhir. Maka tak mengherankan kedatangannya dia disambut dengan beragam omelan dan teriakan, ngomel karena bikin jantung hampir copot dan membuat kami harus menggontong-gotong koper penuh muatan dengan tegesa-gesa dan yang diomeli hanya mempersembahkan sebuah ceringan kuda.



Prof Sue dan Denny akhirnya menampakkan batang hidung mereka kembali. Sulit ditebak apa makna ekspresi mereka. Bad or Good news? Akhirnya Denny yang menjawab rasa penasaran kami: "Kita tidak jadi naik Jet Air. Sebagai gantinya kita akan menggunakan Garuda. Ayo cepet, kita harus pindah lokasi check in." Sontak kamis emua bernapas lega. Kita bahkan mendapatkan yang lebih baik! Terus terang awalnya kami ketar-ketir naik Jet Air. Meski berada satu naungan dengan Qantas yang akan membawa kami dari Singapura ke Frankfurt, kami belum pernah mendengar maskapai itu. Garuda is much much much better. Alhamdulillah, naluriku ternyata benar. Kita tidak akan  dibiarkan melangkah dengan cara yang bisa.
Singapore, here we come!!!


 
Changi International Airport, 1 Maret 2010-Malam Hari
Siapapun yang ingin melihat ekspresi katrok nan kampungan yang sesungguhnya maka liatlah wajah-wajah kami yang baru saja sampai di Changi, bandara bergengsinya Singapura. Tanda-tanda kekatrokkan itu sudah tampak saat pesawat akan landing. Tidak seperti landing di Jakarta yang pemandanannya dipenuhi oleh rumah-rumah padat penduduk, kemacetan jalan raya dan bangunan-bangunan pabrik, di Singapura kita disambut dengan tata kota yang teratur dan lapangan-lapangan hijau yang didesain indah. WOW! That's all I can say. 

Kekatrokan berubah menjadi ekspresi-eskpresi norak saat kami memasuki bandara. Hoooh, ini sih bukan Bandara, tapi Mall tempat nongkrong pesawat! Karpet dengan motif-motif unik menghiasi seluruh rantai. Outlet beragam produk, mulai dari tas, minuman berakohol, gadget dan suvernir ebrtaburan di setiap sudutnya. Belum lagi fasilitas-fasilitas keren yang ada di dalamnya. Prayer Room, air minum langsung dari kran, trollli mini yang chick abis (berlebihan banget yaa nyebutnya)....dan...dan....fasilitas internet gratis! I have to tell u this, nggak bule nggak asia, nggak afrika, yang dibuka paling-paling Facebook. Setiap orang mendapatkan kesempatan internet selama 15 menit sebelum web ditutup secara otomatis. Lumayan kan buat upadate status berba-bau Changi dan membuat teman-teman di tanah air jadi ngiri, hohoho...
Sebenarnya  aku pengen juga. Tapi berhubung paham kalau yang namanya buka facebook pun bisa kubuka saat lagi beol  ngunjungi simbahku di sebuah desa nun jauh dari peradaban di Bantul sono akhirnya aku dan Wulan lebih milih jalan-jalan ngelilingin Bandara. 
Semuanya ada. Dua kata itu sangat cocok untuk menjelaskan beragam manusia yang ada di Changi. Bule, wajah sipit, ala india, atau lebih gelap dikit; si mba-mba Africa, dan setotok-totoknya prang indonesia, semuanya bisa dijumpai. Maka tak mengherankan jika melangkah setiap 10 meter kita akan mendengarkan bahasa yang berbeda-beda. Dan untuk pertama kalinya setelah sekian tahun melototin kalau ada bule lewat, sekarang kami yang dipelototin ma mereka...dan itu membuat kami semakin katrok. Dikira kurcaci Santa Claus kali ya...cebol-cebol pake penutup kepala, wahahaha... Akhirnya untuk menutupi segala kekatrokkan ini, si Wulan menemukan solusi jitu: Speak in english, Speak in English!!! Akhirnya dengan niat sedikit terpaksa muncullah kalimat-kalimat bule yang membuatku terheran-heran sendiri, Hei ai ken spik english guuuuut!
Menjelang tengah malam pesawat siap take off.  Meski tinggal selangkah lagi, serasa tak percaya kami benar-benar berhasil melakukan ini semua. Tapi sekarang kami benar-benar disini. Sungguh-sungguh dengan perlahan meninggalkan tanah air. Seat Belt sudah wajib dikenakan setiap penumpang, sandaran kursi juga sudah ditegakkan. Pesawat mulai berjalan lambat bersiap-siap untuk lepas landas
Bismillah... Deutschland...kami datang.

Sabtu, 12 Juni 2010

T.T


2 bulan sudah berlalu...
Tapi tak juga aku bisa lepas darimu...
Berulang kali kupaksakan diriku...
"Selesaikan semua ini segera. Hentikan segala perasaan nelangsa itu!!!"
Tapi kucoba dan kucoba....kau juga tak enyah dari  hidupku.

Di mana-mana selalu ada bayanganmu...
Apa yang kulihat selalu meingingatkaku akan dirimu...
Berulang kali aku hatiku runtuh dibuatnya
Mengapa aku tak juga bisa...
Mengapa dirimu selalu terlihat dimana-mana...

Awalnya kusangka kita akan baik-baik saja..
Aku begitu bahagia ketika dirimu datang..
Yakin bahwa aku akan segera memulai lembaran baru dalam hidupku...
Bahagia menjalaninya bersamamu..
Tapi lalu kau mulai menyakiti hatiku..
Mengiris setiap inci tubuhku...
Lelah...
Perih...
Muaaaaaaak!!!

Aku ingin semua ini segera selesai!!!
Skripsi..Skripsi...work with me my beby...


(Hikmah: kalo mau bikin puisi patah hati ok, tulislah saat kalian mengerjakan skripsi. Ditanggung makyusssss!)