Sabtu, 19 Juni 2010

SUNATAN DIMAS DAN KISAHNYA


Adikku si Dimas, Rabu lalu baru saja sunat. Akhirnya setelah melalui proses pembujukkan selama bertahun-tahun, liburan kenaikan kelas ini ia mau melakukannya. Itu pun setelah di kelasnya hanya tinggal dia dan seorang temannya yang belum disunat. Yah...meski telat setidaknya nggak yang paling akhir lah...mungkin begitu pikirnya.
                                                               sebelum pembantaian

Rabu lalu aku ada kegiatan di kampus, so nggak bisa ikut nemenin ke tempat sunatannnya yang super duper terkenal seantero Indonesia...TUKANG SUPIT BOGEM! Tempat ini emang populer banget di kalangan ibu-ibu untuk mempermak tit*t anak laki-laki mereka. Bahkan kakakku belasan tahun lalu juga sunatnya disini. Katanya tempat sunat ini selalu rame apalagi kalau liburan. Bahkan perlu reservasi tempat dulu via telepon, janjian kapan hari pembantaian akan dilakukan...aji gilee...urusan per-tit*t-an aja ribet amet yaaak...
So, karena Rabu tak bisa ikut aku baru bertemu dengannya Kamis di rumah. Masuk rumah suasana sepi. Lhoh ada springbed di depan TV. Olalala...ternayata ada si Dimas berbaring di sana lengkap dengan sarung khas anak sunatan. Sementara yang lain lagi bobo siang dia asik bermain game dengan PS2-nya. Langsung aja kutanya tentang pengalaman luar biasanya kemarin.
Aku
:" Gimana dek sunatnya? Sakit nggak?
Dimas
: Sakit banget, hooo (ciri khasnya ni kalo lagi sebel ada seruan "hoo" setiap dia ngomong). Bohong tu semua, hoo."
Aku
:"Hahah...mang kata siapa nggak sakit?"
Dimas
: (tak lepas pandangannya dari layar tipi) " Tuh kata Bapak, pakde juga, hoo"
Aku
:"Hahahah...lhah nangis nggak pas disunat?"
Dimas
: "Engga! Hoo."
Aku
:" Ditanya-tanyain gitu nggak ma bapak yang sunatnya? (Dulu kakakku si digituin...pas lagi mikirin jawaban langsung main potong aja deh)
Dimas
:"Iya! Ngapain tu bapaknya nanya-nanya...mau nyunat aja..sok ngobrol-ngobrol!"
Aku
: Wakakakkk"

Aku pun beranjak ke kamar untuk berganti pakaian. Baru saja melatakkan pas, tiba-tiba si Dimas memanggil.
"Mba Iik..mba Iik! Sini-Sini!"
"Apaan si? Bentar lagi ganti pakaian!"
Aku cepat-cepet berganti pakaian dan mendekat ke arahnya.
"Apa?" Kutanya dia.
"Liat nih di bawah bantalku." Katanya dengan bangga.
Penasaran kuturuti permintannya. Dan ternyata...jreng..jreng di sana ia menyimpan beberapa lembaran uang ratusan dan limapuluhan ribu hasil pemberian orang-orang yang datang berkunjung.
"Busyet dek, kayak simbah-simbah aja nyimpan uang di bawah bantal. Mbok disimpe di mana gitu!"
" Hooo...simbah tu juga nyimpen uang di bawah bantal..terus jadi banyak kan...bisa beli tanah lagi harganya miliyaran."
Uing...uing ..uing...
Pertama, tu tanah nggak yampe segitu kali harganyaaa!!!
Kedua, dapet dari mana logikanya nyimpen uang di bantal bisa jadi banyaaaaaak???
Busyet ni bocah, keturunan siapa lagi. Pusing, kutinggalkan dia tidur sementara ia asyik melanjutkan nge-gamenya .
So, jadilah ia beberapa hari sebagai raja di rumah.
"Mba Iik..ambilin makan!"
"Mba Iik...minumku mana!"
"Mba Iik...hidupin PS-nya!"
Semua dilakukan di atas tempat tidur sementara orang-orang di sekelilingnya harus siap sedia memenuhi setiap permintaanya.
Acara mandi juga menjadi ritual yang heboh. Berdasarkan aturan dari TUKANG SUPIT BOGEM, ia baru boleh mandi saat hari ketiga. Semalam sebelumnya ia sudah mengutarakan beragama asumsi dan analisis bagaimana rasanya saat mandi nanti.
"Huu pasti sakit banget deh dicopot perbannya."
"Bu, nanti benang-benangnya (benang perbannya maskudnya) bakalan nempel terus yaa?" (Tergoda hatiku untuk berkata YA! Tapi kalah cepet ma ibuku, huhuhu...)
"Hu, mba Iik ni ketawa-ketawa aja..nggak tau kan rasanya disunat!"

(Ya..analisis dan asumsi anak kelas 4 SD ya Cuma segtu doang. Cuma kelebihannya itu diulang-ulang-ulang-ulaaaang terus ampe hafal aku alurnya)


                                                 setelah pembantaian tetep sok keren


Pas keesokan harinya harus mandi ia beruaha mengulur-ngulur waktu. Tapi ketegasan ibuku, siapa juga yang bisa membantahnya. Mau tak mau ia harus mandi merelakan si tit*t tersakiti untuk yang kesekian kalianya.
Ketika sudah selesai dan kembali berbaring di kasur kebesarannya aku bertanya, " Gimana, sakit nggak?
"Biasa aja tuh" Jawabnya acuh sambil melanjutkan nge-game-nya.
Dasar Bocah! 
Sekali-kali juga ia meringis kesakitan tapi kekerasan kepalanya tak juga menyusut. Disuruh istirahat agar posisi badannya nggak berubah-ubah terus susah amat dilakoni. Tiap sepuluh menit sekali ia mengeluh cawatnya kedodoran atau terlalu menekan si tit*t. FYI, selama dalam proses penyembuhan ia memakai cawat ala pemain sumo...entah digimanain tu cawat punya tugas buat nompang si titi*t agar tetap tegak tak bergerak (ok,,,don't ask me to explain more!!) tapi tetap aja ada yang salah.  Akibatnya di hari sekian dimana secara teori TUKANG SUPIT BOGEM ia sudah sembuh si tit*t malah berulah dengan melakukan aksi GENDELEN alias MEMBENGKAK! (gak tau juga bengkaknya gimana, kayaknya dari kemarin juga segitu-gitu aja ukurannya, hihihihi...)
Akhirnya ibuku melakukan aksi pencegahan paling mutakhir diimpor khusus dari Bengkulu. Si Dimas disuruh pake celana biasa tapi tengahnnya dilubangi sehingga si tit*t bisa keluar menghirup udara segar. Yes...sure you can imagine how it looks kalo dia lagi duduk. Buat gambaran aja...aku nggak bisa berhenti tertawa setiap melihatnya...dan ia pun semakin sering ber-hoo-hoo ria saat bicara denganku. Wuahahahahahaa...

(Sebenarnya tergoda banget untuk mengupload foto dia dengan memaki celana itu. Tapi rada susah, soalnya di sangat WASPADA jika ada aku di dekatnya...lagian tak maulah aku ikut-ikutan dicekal kayak artis-artis itu karena dianggap nyebarin video porno :D)

1 komentar:

Unknown mengatakan...

wahahaha kocak banget cerita adik loe, jadi inget ane waktu masih kecil.........

Hahahaha sip gan, ane follow blog kmu...